Dalam rangka menyambut Isra' Mi'raj 1437 H SMK Negeri 3 Probolinggo mengadakan peringatan Isra' Mi'raj 1437 H di lapangan SMK Negeri 3 Probolinggo bersama dengan pemberian penghargaan kepada Siswa/Siswi SMK Negeri 3 Probolinggo dalam Anugerah Siswa Sholat Teladan. Susunan acara hari ini dimulai dengan Pembacaan surat Al-Fatihah oleh pembawa acara dilanjutkan dengan kalam wahyu Ilahi yang dibacakan oleh Lutfiatus Sholehah kelas XI APH 1 kemudian dilanjutkan dengan sambutan Kepala Sekolah, Ibu Siti Rohmah Hadi S.Pd, M.Pd. Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan laporan kegiatan oleh Ketua Acara, Bapak Rohim S.PdI yg dilanjutkan dengan pembacaan Anugerah Siswa Sholat Teladan 1437 H. Adapaun Peraih Anugerah Siswa/Siswi Sholat Teladan diraih oleh :
1. Inggita Safitiri Kelas X Busana 2 dengan nilai 93
2. Abdul Wahid Kelas X Desain Komunikasi Visual dengan nilai 87,7
Selain di atas ada kategori penghargaan siswa terbaik diraih oleh :
1. Maulidya Ibril Ifai X Boga 2 dengan nilai 90,5
2. Nur Laililyah X Busana 3 dengan nilai 89,4
3. Nur A'idah Sugma X Kecantikan dengan nilai 88,2
4. Icha Anggoro Putri A Akomodasi Perhotelan dengan nilai 88,4
5. Rosidah X Boga 3 dengan nilai 88
Penilaian diambil dari 4 kriteria penilaian yakni sikap kepribadian, sikap istiqomah sholat, ketrampilan sholat dan pengetahuan sholat. Adapun tujuan dari pemberian anugerah ini adalah sebagai Optimalisasi Visi dan Misi SMK Negeri 3 Probolinggo, Implementasi Religious Culture di Sekolah dan pembinaan mental siswa/siswi SMK Negeri 3 Probolinggo sehingga menjadi siswa/siswi yang berakhlakul karimah.
Kemudian acara hari ini diakhiri dengan Siraman Rohani dan Do'a oleh Ustad KH. Abdul Wahid, S.Ag, MM tentang Hikmah Isra' Mi'raj dan Sholat sebagai tameng dari sifat keji dan munkar.
Peristiwa isra’ dan mi’raj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. sungguh merupakan peristiwa luar biasa yang penuh dengan hikmah. Al-Qur’an menerangkan peristiwa tersebut dalam Surat al–Isra ayat satu yang artinya, ”Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari MasjidilHaram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya, Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.”
Peristiwa isra’ dan mi’raj ini terjadi pada 27 Rajab. Isra’ Mi’raj antara lain menghasilkan perintah yang mewajibkan kaum Muslimin untuk mendirikan shalat lima waktu sehari semalam, yang kemudian dipertegas oleh Nabi sebagai tiang agama. kewajiban untuk menjalankan sholat 5 waktu inilah yang menjadi essensi dari peristiwa isrami’raj ini.
Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana menjadikan sholat ini sebagai sesuatu yang melekat dalam diri kita dan anak-anak kita.Anak-anak kita kalau ditanya tentang tata cara dan bacaan sholat, sebagian besar mampu menjawabnya, karena ini adalah sesutu yang bersifat kognisi yang cukup mudah untuk menghafalnya. Tetapi giliran pertanyaan, sudahkah menjalankan sholat lima waktu dalam kehidupan mereka, maka sebagian menjawab belum. Hal inilah yang harus menjadi agenda bersama seluruh pihak dalam menanamkan kesadaran untuk menjalankan sholat.
Apalagi kalau pertanyaannya ditambah dengan apakah nilai dan makna sholat sudah diamalkan dalam kehidupan sehari-hari? Maka, jujur kita akan menggelengkan kepala tanda belum menjalankannya.
Keterbiasaan atau istiqomah dalam menjalankan berbagai ibadah ritual, termasuk sholat didalamnya, membutuhkan upaya sungguh-sungguh dalam menanamkannya. Kebiasaan mendirikan sholat di rumah bersama keluarga, sholat berjamaah di sekolah, penugasan untuk menjalankan sholat sunnah, seperti sholat dluha, tahajud, gerhana dan sebagainya merupakan upaya dalam membiasakan anak-anak kitauntuk menjalankan perintah Allah ini.
Alangkah indahnya dalam sebuah keluarga yang seluruh anggotanya taat dan disiplin dalam mendirikan sholat, begitupun di sekolahnya, misalnya ketika waktu sholat dzuhur tiba, maka terdengarlah kumandang suara adzan di masjid sekolah. Semua siswa, guru, sampai kepala sekolah pergi ke mesjid untuk sholat berjamaah. Pemandangan yang demikian merupakan sesuatu yang ideal yang harus dibiasakan dalam rangka menciptakan suasana spiritual yang baik bagi anak didik.
1. Inggita Safitiri Kelas X Busana 2 dengan nilai 93
2. Abdul Wahid Kelas X Desain Komunikasi Visual dengan nilai 87,7
Selain di atas ada kategori penghargaan siswa terbaik diraih oleh :
1. Maulidya Ibril Ifai X Boga 2 dengan nilai 90,5
2. Nur Laililyah X Busana 3 dengan nilai 89,4
3. Nur A'idah Sugma X Kecantikan dengan nilai 88,2
4. Icha Anggoro Putri A Akomodasi Perhotelan dengan nilai 88,4
5. Rosidah X Boga 3 dengan nilai 88
Penilaian diambil dari 4 kriteria penilaian yakni sikap kepribadian, sikap istiqomah sholat, ketrampilan sholat dan pengetahuan sholat. Adapun tujuan dari pemberian anugerah ini adalah sebagai Optimalisasi Visi dan Misi SMK Negeri 3 Probolinggo, Implementasi Religious Culture di Sekolah dan pembinaan mental siswa/siswi SMK Negeri 3 Probolinggo sehingga menjadi siswa/siswi yang berakhlakul karimah.
Kemudian acara hari ini diakhiri dengan Siraman Rohani dan Do'a oleh Ustad KH. Abdul Wahid, S.Ag, MM tentang Hikmah Isra' Mi'raj dan Sholat sebagai tameng dari sifat keji dan munkar.
Peristiwa isra’ dan mi’raj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. sungguh merupakan peristiwa luar biasa yang penuh dengan hikmah. Al-Qur’an menerangkan peristiwa tersebut dalam Surat al–Isra ayat satu yang artinya, ”Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari MasjidilHaram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya, Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.”
Peristiwa isra’ dan mi’raj ini terjadi pada 27 Rajab. Isra’ Mi’raj antara lain menghasilkan perintah yang mewajibkan kaum Muslimin untuk mendirikan shalat lima waktu sehari semalam, yang kemudian dipertegas oleh Nabi sebagai tiang agama. kewajiban untuk menjalankan sholat 5 waktu inilah yang menjadi essensi dari peristiwa isrami’raj ini.
Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana menjadikan sholat ini sebagai sesuatu yang melekat dalam diri kita dan anak-anak kita.Anak-anak kita kalau ditanya tentang tata cara dan bacaan sholat, sebagian besar mampu menjawabnya, karena ini adalah sesutu yang bersifat kognisi yang cukup mudah untuk menghafalnya. Tetapi giliran pertanyaan, sudahkah menjalankan sholat lima waktu dalam kehidupan mereka, maka sebagian menjawab belum. Hal inilah yang harus menjadi agenda bersama seluruh pihak dalam menanamkan kesadaran untuk menjalankan sholat.
Apalagi kalau pertanyaannya ditambah dengan apakah nilai dan makna sholat sudah diamalkan dalam kehidupan sehari-hari? Maka, jujur kita akan menggelengkan kepala tanda belum menjalankannya.
Keterbiasaan atau istiqomah dalam menjalankan berbagai ibadah ritual, termasuk sholat didalamnya, membutuhkan upaya sungguh-sungguh dalam menanamkannya. Kebiasaan mendirikan sholat di rumah bersama keluarga, sholat berjamaah di sekolah, penugasan untuk menjalankan sholat sunnah, seperti sholat dluha, tahajud, gerhana dan sebagainya merupakan upaya dalam membiasakan anak-anak kitauntuk menjalankan perintah Allah ini.
Alangkah indahnya dalam sebuah keluarga yang seluruh anggotanya taat dan disiplin dalam mendirikan sholat, begitupun di sekolahnya, misalnya ketika waktu sholat dzuhur tiba, maka terdengarlah kumandang suara adzan di masjid sekolah. Semua siswa, guru, sampai kepala sekolah pergi ke mesjid untuk sholat berjamaah. Pemandangan yang demikian merupakan sesuatu yang ideal yang harus dibiasakan dalam rangka menciptakan suasana spiritual yang baik bagi anak didik.
0 komentar:
Posting Komentar